Sebagai warga Negara Indonesia, tentunya
kita tahu bentuk geografis Negara kita, Indonesia. Terbentang begitu luas dari
timur ke barat, mencakup sebagian besar semua sumber daya alam bumi yang melimpah. Dari hal yang kecil, sampai hal
yang tidak bisa ditemukan di belahan bumi lain. Bukan hanya barang saja, tapi
kekayaan budaya, bahasa, ras, flora, fauna, kuliner menjadi harta melimpah yang
tak bisa ditemukan di bangsa lain, di belahan dunia manapun. Bangsa ini pasti
menyadari betapa kaya dan melimpah, sumber daya alam kita. Bahkan menurut para
peneliti sejarah, ilmu kebumian, dan lainnya, Indonesia merupakan tanah surga ‘Atlantis’
yang dahulu disebut-sebut sebagai tanah terindah didunia yang telah hilang.
Karena itu pula, maka dibutuhkan sumber
daya manusia yang mumpuni untuk mengelola suatu hal yang sangat berharga ini.
Para pendiri bangsa Indonesia pada zaman dahulu, telah berusaha menjadi sumber
daya manusia yang telah berkontribusi agar bangsa ini berjalan pada jalannya
yang benar. Sumber daya manusia yang mampu mendirikan negara yang begitu
dahsyat ini. Zaman semakin berkembang, tentu mengalami perubahan. Semakin ke
depan, perubahan semakin kompleks karena semua bangsa di dunia ini pasti ingin
menjadi yang terbaik. Oleh karena itu,Indonesia harus mempunyai kepemimpinan yang
tegas, kuat, namun tetap benar dan tepat, agar sumber daya alam Indonesia ini
juga berkembang pesat, dan menjadi kerangka perekonomian bangsa yang mandiri.
Namun apa yang terjadi saat ini, setelah
68 tahun kemerdekaan Indonesia, 15 tahun setelah pasca refomasi, yang katanya
akan membawa bangsa dan negara ke posisi atas dunia ini. Sumber daya alam malah
menjadi kekuatan bangsa yang rawan, karena bangsa tidak sanggup mengelola
dengan baik, benar, dan tepat. Aset sangat berharga yang seharusnya menjadi
senjata pamungkas untuk menghalau keadidayaan bangsa lain, sekarang malah
menjadi kebalikannya. Bangsa lain dengan enaknya mengambil segala sesuatu,
tanpa permisi, seolah olah milik mereka.
Saat ini banyak sekali negara-negara
luar yang berusaha mempelajari bahasa Indonesia, dengan tujuan supaya dapat
berbahasa Indonesia dengan baik sehingga dapat berkomunikasi dengan penduduk
Indonesia. Banyak sekali penawaran kepada guru-guru dan dosen pengajar Bahasa
Indonesia untuk dapat menjadi tenaga pengajar dinegeri mereka, ini menunjukan
ada sesuatu yang menjadi daya tarik bangsa asing terhadap negara Indonesia.
Mungkin hal tersebut merupakan sebuah informasi yang sangat membanggakan bagi
bangsa Indonesia tetapi kita sebagai bangsa Indonesia jangan segera berpuas
diri dan terlarut dalam kegembiraan karena kita harus tetap memfilter Negeri
Indonesia dari segala aspek, jangan sampai bangsa Indonesia ini dijajah lagi
oleh bangsa asing meskipun bentuk penjajahnya secara tidak langsung dapat
berupa pegexploitasian kekayaan alam, asimilasi budaya timur kebudaya barat dan
sumber daya manusia di Negeri Indonesia.
Segala bentuk kecemasan akan pergeseran
budaya dan perubahan jati diri bangsa Indonesia serta pengexploitasian kekayaan
yang ada dibumi Indonesia setidaknya membuat kita segera menyadari bahwa negeri
ini harus segera bangkit jangan biarkan kekayan di tanah surga diexplotasi dan oleh bangsa asing. Ini
Indonesia ku, ini Indonesia kita, ini indonesia milik seluruh bangsa Indonesia
bukan negerinya bangsa asing yang sekehendak kemauan mereka menguasainya.
Apakah kita sebagai bangsa Indonesia tetap tinggal diam dengan segala bentuk
penjajahan terhadap negara Indonesia?. Segera lakukanlah perubahan dan rebut
kembali kekayaan alam yang menjadi hak milik bangsa ini sehingga anak bangsa
sendiri yang nantinya mengolah hasil alam yang ada di Indonesia demi kemajuan
dan kemakmuran negara tanah air Indonesia.